Kamis, 19 Januari 2017

I Bite! Hard! (Part 2)

                Aku masih mencerna apa yang baru saja terjadi. Aku dikejar pemilik toko roti karena mencuri. Lalu aku tidak sengaja menabrak seseorang saat kabur. Orang itu kemudian membayar rotiku sehingga pemilik toko roti tadi tidak mempermasalahkannya lagi. Lalu aku diborgol oleh orang yang kutabrak tadi.
“Ini apa?” Tanyaku.
“Itu borgol. Seperti yang kau lihat” Balasnya.
“Apa kau akan membawaku ke polisi?”
“Tidak. Aku akan membawamu ke rumahku. Kau akan kujual sebagai budak. Hahahaha!!!”
“Apa aku akan mendapatkan makanan?”
“Eh? Ah... tentu saja. Salah satu peraturan perbudakan yaitu pemilik budak harus memberikan makanan kepada budaknya. Mereka tidak dapat bekerja dengan perut lapar kan?”
“Begitu ya? Ah... Pak?”
“Panggil aku bos”
“... Bos, terima kasih untuk rotinya.”
                Aku mengikuti bosku sambil mengunyah roti yang kudapatkan (kucuri) tadi. Selama aku tidak kelaparan, menjadi budak sepertinya tidak terlalu buruk. Jauh lebih baik daripada... Ugh... aku tidak ingin mengingatnya. Kenangan saat aku sendirian mencoba bertahan hidup di hutan.
“Dasar bodoh!!! Tidak berguna!!! Sampah!!!” Teriakan marah seseorang membuyarkan lamunanku. Seorang pria baru saja keluar dari rumahnya sambil menyeret seorang wanita. Banyak lebam dan bekas cambukan terlihat di tubuh wanita itu.
“A... am...pun...” Wanita itu memohon.
“Kau... berani-beraninya kau memecahkan vas kesayanganku!” Pria tadi membuang wanita tersebut ke jalan dan mulai mencambuknya.
                Para pejalan kaki yang berada di sekitar hanya bisa terdiam. Mereka tidak melakukan apapun untuk menghentikan pria tersebut, atau menolong wanita tadi. Atau lebih tepatnya, mereka tidak boleh melakukan apapun. Ikut campur dalam masalah antara majikan dan budak biasanya tidak berakhir baik. Mereka bisa dituduh menghalangi hak majikan atas budaknya. Satu-satunya yang bisa mereka lakukan hanyalah tidak menghiraukan kejadian ini.
“Pergi dari rumahku! Aku tidak membutuhkanmu lagi!” Pria itu menutup pintu rumahnya.
“Tu...an... Jangan... usir... aku...” Budak itu dengan susah payah merangkak ke pintu rumah tuannya sambil memohon.
“Hey, ayo pergi. Jangan lihat mereka.” Panggil bosku.
“Um...” Aku berlari kecil menyusul bosku yang sudah agak jauh dari tempat tadi.
“...” Bosku terlihat sedikit tegang.
“Apa dia akan baik-baik saja?” Tanyaku.
“Semoga saja.”
“Kenapa dia tetap ingin bersama tuannya walaupun sudah disiksa seperti itu? Seharusnya dia senang bisa terbebas dari tuan seperti itu.”
“Itu karena peraturan perbudakan. Salah satu aturan perbudakan melarang seorang budak untuk pergi dari rumah majikannya tanpa ditemani oleh majikannya.” Bosku mulai menjelaskan.
“Ah... supaya mereka tidak melarikan diri?”
“Begitulah. Aturan yang lain, seorang budak harus diberikan tanda kepemilikan saat dibeli. Saat budak pergi dari rumah bersama majikannya, mereka diharuskan menunjukkan tanda kepemilikan ini pada petugas patroli. Dengan begitu, petugas bisa membedakan budak yang melarikan diri dan yang sedang menemani majikannya.” Lanjut bosku.
“Jadi... budak tadi...”
“Kemungkinan besar dia akan ditangkap. Skenario terburuk, dia akan dieksekusi. Budak yang kabur atau dibuang majikannya tidak diperlukan masyarakat.” Jawab bosku sambil menutup wajahnya dengan tangannya. Bahunya sedikit bergetar. Dia... menangis?

***

“Hoaaaahh...” Aku menguap sambil melakukan peregangan. Jam menunjukkan pukul 04:00. Waktunya bekerja. Untuk membersihkan seluruh rumah ini kira-kira aku membutuhkan waktu 1-2 jam. Setelah itu membuang sampah, menyiapkan sarapan, lalu mencuci pakaian kotor. Setelah itu stand-by menunggu perintah dari tuanku jika ada.
                Ah, sebelum itu aku harus mengganti kemeja ini dengan bajuku yang semalam dicuci tuan. Aku tidak bisa bekerja seperti ini. Aku lalu membuka pintu kamar.
“. . .” Lalu aku terdiam.
“. . .” Tuanku juga terdiam setelah melihatku. Tangannya sedang memegang sebuah sapu. Dari posenya juga sepertinya dia sedang menyapu.
“Tuan... sedang apa?” Tanyaku.
“Oh iya. Aku sedang menyapu.” Dia seperti tersadar dari lamunannya lalu lanjut menyapu.
“Tuan, itu pekerjaanku.”
“Ah, aku baru ingat kalau aku punya budak.” Apa kau akan terus menyapu, tuan???
“Berikan aku sapunya.” Kataku sambil mengambil sapu dari tuanku.
“Hee...” Wajahnya seperti anak kecil yang mainannya diambil dan... itu kantung mata???
“Serahkan urusan rumah padaku. Tuan santai saja.” Kataku sedikit pamer.
“Selama ini aku yang kerjakan urusan rumah. Kalau tiba-tiba disuruh santai...” Dia terlihat gelisah.
“. . . semua???”
“Iya. Membersihkan rumah, mencuci, belanja, memasak, semua aku kerjakan. Setelah itu mengecek laporan penjualan seperti semalam.”
“Tanpa istirahat?”
“Jangan bodoh. Tidurku cukup kok.” Kantung mata itu berkata lain tuan...
“Tidur. Sekarang. Serahkan urusan rumah padaku, budakmu. Tuan istirahat saja.”
“Ah... oke...” Katanya sambil berjalan sempoyongan menuju kamarnya. Sepertinya tubuhnya benar-benar butuh istirahat sampai-sampai dia tidak protes disuruh-suruh budaknya seperti ini.


To Be Continued...

---------

Hasil mikir selama 2 jam cuman dapet segini. Berasa ga produktif banget. Sebenarnya ada sih ide... tapi isinya buat bagian flashback gitu, akhirnya lupa mikirin plot buat yang present time. Maafkan diriku yang terjebak di masa lalu sampai seperti ini.

Btw, kalau mau komentar, mending langsung mention ke twitter atau chat di FB aja (ada di profil). Jarang buka blog kecuali pas mau posting aja soalnya.

Selasa, 10 Januari 2017

Setelah lama hiatus

                Sudah hampir 2 jam aku berdiri di sudut ruang kerja majikan baruku. Ruangan ini hanya diterangi cahaya dari perapian, dan lampu di meja kerja tuan. Selama 2 jam ini, tuanku terus saja berkonsentrasi pada tumpukan laporan di depannya. Sesekali ia menggaruk kepalanya, melakukan peregangan, atau berjalan mondar-mandir untuk berpikir. Beberapa kali ia menggerutu sambil melempar gumpalan kertas ke tempat sampah.
“…”
“…”
“Oi, tuan..” Aku coba memanggilnya.
“Ngg?” Jawabnya tanpa mengalihkan pandangannya dari pekerjaannya.
“Apa tuan tidak mau menyuruhku sesuatu?”
“Ng? Tidak perlu. Aku sudah mengurus semua pekerjaan di rumah ini.”
Aku sedikit tidak percaya. Setelah pamit, aku keluar dari ruang itu untuk mengecek bagian lain dalam rumah. Kamar tidur, ruang tamu, kamar mandi, dapur, semuanya bersih. Aku kembali ke ruang kerja tuan dengan sedikit kecewa karena tidak ada yang bisa aku kerjakan.
“…” Tuanku masih sibuk dengan pekerjaannya.
“Tuan, apa ada yang bisa aku kerjakan?”
“Ng… sepertinya tidak ada.”
“Apa jendelanya perlu kubuka?”
“Jangan. Ini kondisi optimalku untuk bekerja. Cahaya tambahan hanya akan mengalihkan perhatianku.”
“Apa aku harus berdiri di sini saja sampai tuan selesai?”
“Tidak ada yang menyuruhmu berdiam diri di situ kan?”
“Lalu untuk apa aku dibeli?” Aku mulai kesal.
“Aku tidak membelimu. Ingat?”
“…”
“Hhh… aku tidak bisa bekerja dengan tenang kalau seperti ini. Kamu menunggu perintahku? Kalau begitu sekarang kamu mandi, tidur, biarkan aku bekerja. Oke?”
“…” Aku pergi sambil membanting pintu.

***
“Hah, hah, hah” Aku berlari menembus keramaian pasar sambil memeluk sebantal roti.
“Tangkap anak itu! Dia mencuri rotiku!!” Terdengar suara orang yang mengejarku.
Kaki kecilku tidak mampu membawaku berlari lebih cepat dari orang dewasa. Hanya masalah waktu sampai aku tertangkap.
“Ah!” Aku terjatuh setelah menabrak seseorang.
“Tertangkap kau anak kecil!” Pemilik toko roti itu terlihat puas setelah menangkapku.
“Tunggu! Jangan ganggu dia. Ini, bayaran untuk rotimu” Siapa?
“Kau siapa? Teman anak ini?” Siapa dia?
“Bukan. Aku hanya tidak ingin melihat anak kecil sepertinya terluka”
“Ya sudah kalau begitu.” Pemilik toko roti itu pergi.
“Kau tidak apa-apa” Tanya orang yang menolongku.
“...” Aku hanya menggeleng.
“Sekarang ikut aku” Dia tersenyum sambil memborgol tanganku.

***
“Aahhh!!!… kau lagi!?” Tanya bosku. Orang yang menangkapku saat aku kecil untuk dijual.
“…” Aku mengalihkan pandanganku.
“Aku ingin mengembalikan barangmu.” Kata pria di sebelahku dengan nada memohon. Sebelah tangannya diperban.
“Aku bukan ‘Barang’. Mau kupatahkan tanganmu yang satunya?” Tanyaku sambil tersenyum manis.
“Jangan bicara seperti itu pada pelanggan!!!” Teriak bosku panik.
“Gadis ini gila! Tiba-tiba saja dia mematahkan tanganku…”
“Setelah dia menyentuh dadaku.” Sambungku.
“. . .”
“. . .” Bos dan dia terdiam.
“Bukankah sudah kuingatkan dulu? Dia hanya mau dijual sebagai pembantu. Di luar dari itu bukan tanggung jawab kami.”
“Tapi seharusnya budak itu patuh pada apapun perintah majikannya! Aku sudah membeli dia!”
“Dia ini… sedikit berbeda. Aku sama sekali tidak bisa membuat dia patuh sejak pertama kali aku menangkapnya. Aku sendiri mencapnya sebagai produk gagal, tapi karena dia tidak punya tempat tujuan lain, dia setuju untuk dijual, dengan syaratnya sendiri.” Bosku mengeluh pada “pelanggan” itu tentang diriku.
“Cambuk dia supaya dia tau siapa yang berkuasa!” Suruh pelangganku.
“Silahkan tuan coba sendiri.” Kataku sambil memberikan sebuah cambuk dengan senyum cemerlang.
“Ahh…” Bosku hanya menutup wajahnya. Dia tau apa yang akan terjadi.
                Pelanggan itu langsung memecutkan cambuknya ke arahku. Wajahnya terlihat puas melihat ekspresi kesakitanku. Atau setidaknya itu yang dia harapkan. Ujung cambuknya telah kutangkap. Dengan cepat aku menariknya, lalu mengikatnya dengan cambuknya sendiri. Dia melihat wajah tersenyumku dengan ketakutan.

***
Aku dan bosku berada di ruang kerjanya sambil minum teh bersama.
“Aku tidak mengerti apa yang ada di pikiranmu.” Bosku memulai percakapan.
“Mmm? Menurutku aku cukup sederhana. Aku mencari majikan yang pas denganku, lalu bekerja padanya.”
“Kenapa malah budak yang pilih-pilih majikan? Aku sudah tidak tau lagi yang mana yang budak, yang mana yang majikan.”
“…” Aku menyeruput sedikit tehku.
“Kalau kamu terus-terusan seperti ini, reputasiku bisa hancur. Tidak akan ada lagi orang yang mau membeli budak dariku.” Dia terlihat frustrasi.
“… Maaf.” Kataku sambil mengalihkan pandanganku. Bosku terlihat sedikit kaget.
“Kalau kau mau kau tidak perlu menjadi budak, kau tau?”
“Hmm...”
“Ya sudahlah. Semoga saja masih ada yang mau membelimu.”

***
“…”
“Ehehe…” Aku mencoba mencairkan suasana.
“Sekarang kenapa lagi?” Bosku bertanya sambil memijit kepalanya.
“Budakmu ini kabur.” Kata majikan baruku yang entah ke berapa. Wajahnya memerah karena marah.
“Tentu saja aku kabur. Aku tidak mau dikunci di gudang bawah tanah hanya karena tidak mau memperlihatkan tubuhku padamu.” Kataku datar membuat bosku semakin terlihat menyedihkan.
“Violation of rule. Ini salah tuan. Saya tidak bisa berbuat apa-apa.” Bosku terlihat lelah.
“Hah!? Jadi aturan sebelum aku membelinya itu serius?!”
“Anda pikir kenapa sya menjual dia dengan harga 1/10 budak normal? Itu karena dia susah diurus.”
“Tch, budak macam apa ini?! Tidak berguna!”
“…” Aku kesal, lalu mengangkat tanganku untuk memukul wajahnya.
“Anda sendiri apa anda sebegitu miskinnya sampai mencari budak dengan harga 10 kali lebih murah?” Aku ditahan bosku.
“…” Muka orangku itu semakin memerah lalu pergi tanpa berkata apa-apa lagi.
“…Nanti tidak ada orang lagi yang mau membeli di tempatmu bos.” Kataku sambil tertunduk.
“Kalau kamu merasa bersalah seharusnya kamu jangan membuatku susah seperti ini.” Kata bosku sambil membuat teh.
“Hhh... Seharusnya aku tidak menangkap anak pencuri roti itu untuk dijual.” Lanjutnya sambil mengingat masa lalu.
“Kalaupun bos tidak menangkapku, aku pasti akan mengikutimu kemanapun.” Kataku sambil tersenyum.
“Senyum iblisnya muncul lagi.”
“Waaa... how cruel.” Kataku pura-pura cemberut.

***
               Aku ketiduran. Entah sudah berapa lama aku berada di dalam bath tub. Setelah mengeringkan badan dan rambutku, aku mencari pakaianku, tapi tidak menemukannya. Di tempat aku menaruh pakaianku tadi, aku menemukan sebuah kertas. “Kau tidak menjawab saat kupanggil di kamar mandi tadi, jadi aku tinggalkan pesan di sini. Bajumu kotor, jadi kutaruh di mesin cuci. Pakai saja pakaian yang kugantung di dekat pintu.”.
                Saat ke rumah ini, aku hanya punya sepasang pakaian, yaitu pakaian maid yang aku kenakan. Aku tidak punya pakaian lain, karena biasanya budak hanya mendapat pakaian dari majikannya. Tunggu dulu... Aku membaca sekali lagi suratnya.
“TUAAAANNNNN!!!!”
“Ada apa? Tolong jangan berisik. Aku harus menyelesaikan laporannya hari ini.”
“Hah, hah, apa tuan, hah, hah, yang mencuci bajuku?” Tanyaku setelah berlari dari kamar mandi hanya mengenakan handuk ke ruang kerja tuan.
“Iya. Dengan mesin cuci.” Jawabnya datar sambil terus mengerjakan laporannya.
“Be,berarti, br,bra dan celana dalamku...”
“Ha?”
“Lupakan. Lalu ini apa?” Tanyaku sambil menunjukkan sebuah kemeja lengan panjang. Ukurannya terlalu besar untukku.
“Bukannya sudah kujelaskan di surat itu kalau itu bajumu?”
“Tunggu. Kenapa cuma kemeja??” Dia tidak memberikanku bawahan.
“Aku ingat tinggi, dan ukuran badanmu. Kemejaku saja sudah cukup untuk dipakai seperti dress.”
“Haaa???” Aku melongo.
“Kamu datang ke rumah ini mendadak. Aku tidak sempat menyiapkan baju untukmu. Aku sedang sibuk, jadi tidak punya waktu untuk belanja. Aku juga tidak bisa menyuruhmu membeli bajumu sendiri karena aturan budak tidak boleh pergi dari rumah majikannya sendirian.”
“Uuu... lalu... da-dalamannya?”
“Tidak ada. Kecuali kamu tidak keberatan dengan dalamanku.”
“!!!” Aku membanting pintu lalu menuju kamar tidurku.

                Uhh... rasanya aneh, dan agak sejuk di bagian bawah. Dengan terpaksa aku mengenakan pakaian dari tuanku lalu menarik selimut. Majikan baruku... sedikit membuatku tidak nyaman dalam konteks yang berbeda dari majikan-majikanku sebelumnya.

---------------------

Ketemu lagi sejak terakhir apdet blog ini. Tiba-tiba pengen nulis lagi, jadi ya...

Apa ada perubahan dari gaya penulisan di cerita-cerita sebelumnya? Karena udah lama ga nulis berasa rada kaku gitu, tapi semoga aja enak dibaca.

I just sneak a peek on my earlier posts and OH MY EFFIN GOD I'M SO CRINGE!!! KILL HIM WITH FIRE PLZ!!! Rasanya pen tampar aja itu past-self. Berasa lewatin fase anak SMP lebih dari sekali!

Sekarang aku udah selesai kuliah, dan jadi pengangguran. Semoga aja produktif bikin cerita lain, ga cuma cerita Rei & Fuyuka. Itu proyek 4koma iseng sama temen.

Wish me luck guys.

Minggu, 16 Juni 2013

Dandere? Aku? :O

Ehem!!! *benerin dasi* oke, setelah 3 postingan sebelumnya yang sama sekali ga ada hubungannya dengan... err... *brb cek bio* ah... "Beberapa kisah harianku dan beberapa cerpen", karena tugas yang harus diposting di blog... sekali lagi HARUS... jadi beginilah blogku akhirnya. Malah sebelumnya aku disuruh ganti headerku yang My *blahblah* dengan Nama lengkap dan NIM, and let me tell you something... ITU SAMA SEKALI GA KEREN saudara/i sekalian!!! >.< *kesal sendiri*

Ma ikka. Mari kita tinggalkan postingan sebelumnya. Jangan lagi sebut-sebut HTML, CSS, dan JavaScript itu (Trus ngapain lo sebutin semua satu per satu?! Baka?!)

Kali ini aku mau cerita tentang "Dere". Apa itu? Well, aku jelasin menurut ingatanku ya? Berhubung tangan terlalu malas untuk bergerak ke mouse untuk buka tab baru dan searching gugel.

Dere tuh artinya malu-malu. Udah. Selesai. Tamat. The End. /digeplak

Dere tuh malu-malu, tapi dibagi lagi menjadi beberapa dere. 4 dere yang menurutku paling dasar tuh "Tsundere", "Kuudere", "Yandere", dan "Dandere".

Actually aku cuma pengen ceritain dere yang cocok dengan ku sih, tapi nanti kayaknya bakal menciptakan tanda tanya lain dari pembaca /plak

Ya udah deh, kita mulai dari penjelasan dere pertama
Tsundere

Tsundere tuh orang yang sembunyiin rasa malunya dengan ngeles, atau bahkan tindakan yang kasar. Kebetulan aku punya gambar yang pas buat nyontohin :D


Begitulah. Dipuji cantik malah mau dihajar pake kursi ._.
Eniwei, itu dari anime To Aru Kagaku no Railgun.















Ga harus dengan kekerasan sih. Ini contoh yang hanya ngeles :D. Oh, itu Yatogami Tohka, dari Date A Live.




















Trus... Kuudere ya? hmm...

Kuudere diambill dari kata "Kuu" pelafalan Jepang untuk "Cool". Biasanya orang Kuudere ga ada ekspresinya. Dataaaarrr.... aja. Tapi manisnya mereka ditunjukin dengan tindakan gitu.
Contoh Kuudere tuh ini. Kebetulan banget dapat bagian manisnya :3

Itu Eucliwood Hellscythe, dari Kore Wa Zombie Desu ka?
















Selanjutnya Yandere.

Hemm... Yandere paling pas digambarkan sebagai overly attached girlfriend. Dia pencemburu berat, dan parah. Parah karena kalau udah cemburu, dia ga segan-segan membunuh supaya cowoknya tetap jadi miliknya :|

Ikon Yandere dari anime yang paling terkenal sebenarnya Yuno Gasai, dari Mirai Nikki, tapi berhubung aku ga punya fotonya, aku kasih pic lain yang masih bisa menggambarkan sifat yandere deh ._.













Terakhir! Dandere.
Tipe Dandere tuh pendiam banget, dan rata-rata suka menyendiri, sampai ada orang yang dirasa cocok muncul/ketemu. Contoh dandere... kita ambil Yoshino dari Date A Live aja :3













Akhirnya aku bisa ceritakan apa yang mau kuceritain =w=
jadi, dere apa yang paling cocok untukku?
Aku pernah ikut kuis, 2 kali. Hasilnya...


Yang ini percobaan pertama. Dengan 1 soal kujawab asal (Waktu itu disuruh milih tokoh, kujawab Haruhi Suzumiya). Dapatnya Dandere



Yang ini percobaan kedua. Jawaban Haruhi tadi kuganti dengan yang aku emang pengen jawab (Yuki Nagato).







Menurutku sih hasilnya iya juga. Soalnya aku tuh emang pendiam kalau sama orang yang aku ga kenal, dan itu baru kusadari di kelas SIM & Bisnis. Di kelas itu, aku ga ada teman dari kelas semester lalu. Beneran semuanya orang asing. Di kelas itu aku selalu duduk paling pinggir dekat tembok, dan diem dengerin materi. Ga pernah ngomong. Ga pernah. Palingan cuma waktu diajak kenalan. Dandere banget kan? kayaknya emang sih, ini sifat yang merugikan. But, it's just the way I am =w=

Selain dari kuis, dan kesadaran diri, ada juga temanku yang bilang kalau aku emang Dandere. Sebut saja R. Kita pernah ketemu waktu ada pameran cosplay di Taman Budaya Jogja, dan sejak itu aku dibilang Dandere karena waktu itu malu-malu untuk minta foto bareng cosplayer OTL

Postingan kali ini segini aja deh. Udah banyak banget kayaknya omongan ga penting dari tadi :P

Senin, 03 Juni 2013

Talk about JavaScript . . .

Tugas pengenalan Web ke-3. JavaScript

Dalam JavaScript kita akan mengenal istilah "Event". Event dan Event Handler merupakan hal yang sangat penting dalam pemrograman JavaScript. Yang dimaksud dengan Event adalah sesuatu yang terjadi saat user melakukan sesuatu (action). Contoh sederhananya, sebuah gambar lampu yang jika diklik akan menyala, lalu akan mati setelah di klik yang kedua kalinya.

Contoh meletakkan JavaScript dalam Dokumen HTML
<html>
<head><title>Latihan JavaScript</title>
<script type="text/JavaScript">
document.write("Latihan JavaScript")
</script></head>
<body>
<br>yang ini HTML
</body></html>

Selain menempatkan JavaScript di bagian Head seperti contoh, kita juga bisa menaruhnya di body. Jika kita ingin menggunakan script yang sama di banyak halaman tapi malas untuk mengetik ulang scriptnya dari awal, kita bisa memanggil berkas yang disimpan dengan ekstensi .js dengan perintah
<script src="xxx.js">
tentunya "xxx" itu hanya contoh nama berkasnya

Talk about CSS . . .

Tugas kedua untuk pengenalan Web. Kali ini posting tentang CSS

Cascading Style Sheet (CSS) merupakan aturan untuk mengendalikan beberapa komponen dalam sebuah web sehingga akan lebih terstruktur dan seragam. CSS bukan merupakan bahasa pemograman.
Sama halnya styles dalam aplikasi pengolahan kata seperti Microsoft Word yang dapat mengatur beberapa style, misalnya heading, subbab, bodytext, footer, images, dan style lainnya untuk dapat digunakan bersama-sama dalam beberapa berkas (file). Pada umumnya CSS dipakai untuk memformat tampilan halaman web yang dibuat dengan bahasa HTML dan XHTML.
CSS dapat mengendalikan ukuran gambar, warna bagian tubuh pada teks, warna tabel, ukuran border, warna border, warna hyperlink, warna mouse over, spasi antar paragraf, spasi antar teks, margin kiri, kanan, atas, bawah, dan parameter lainnya. CSS adalah bahasa style sheet yang digunakan untuk mengatur tampilan dokumen. Dengan adanya CSS memungkinkan kita untuk menampilkan halaman yang sama dengan format yang berbeda.

Sejarah CSS

Nama CSS didapat dari fakta bahwa setiap deklarasi style yang berbeda dapat diletakkan secara berurutan, yang kemudian membentuk hubungan ayah-anak (parent-child) pada setiap style. CSS sendiri merupakan sebuah teknologi internet yang direkomendasikan oleh World Wide Web Consortium atau W3C pada tahun 1996. Setelah CSS distandarisasikan, Internet Explorer dan Netscape melepas browser terbaru mereka yang telah sesuai atau paling tidak hampir mendekati dengan standar CSS.

Versi

Untuk saat ini terdapat tiga versi CSS, yaitu CSS1, CSS2, dan CSS3. CSS1 dikembangkan berpusat pada pemformatan dokumen HTML, CSS2 dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan terhadap format dokumen agar bisa ditampilkan di printer, sedangkan CSS3 adalah versi terbaru dari CSS yang mampu melakukan banyak hal dalam desain website. CSS2 mendukung penentuan posisi konten, downloadable, huruf font, tampilan pada tabel /table layout dan media tipe untuk printer. Kehadiran versi CSS yang kedua diharapkan lebih baik dari versi pertama dan kedua.
CSS3 juga dapat melakukan animasi pada halaman website, diantaranya animasi warna hingga animasi 3D. Dengan CSS3 desainer lebih dimudahkan dalam hal kompatibilitas websitenya pada smartphone dengan dukungan fitur baru yakni media query. Selain itu, banyak fitur baru pada CSS3 seperti: multiple background, border-radius, drop-shadow, border-image, CSS Math, dan CSS Object Model.

Sifat CSS

Ada dua sifat CSS yaitu internal dan eksternal. Jika internal yang dipilih, maka skrip itu dimasukkan secara langsung ke halaman website yang akan didesain. Kalau halaman web yang lain akan didesain dengan model yang sama, maka skrip CSS itu harus dimasukkan lagi ke dalam halaman web yang lain itu.
Sifat yang kedua adalah eksternal di mana skrip CSS dipisahkan dan diletakkan dalam berkas khusus. Nanti, cukup gunakan semacam tautan menuju berkas CSS itu jika halaman web yang didesain akan dibuat seperti model yang ada di skrip tersebut.

Fakta Menggunakan CSS

Fakta Menggunakan CSS diantaranya :
  • Telah didukung oleh kebanyakan browser versi terbaru, tetapi tidak didukung oleh browser-browser lama.
  • Lebih fleksibel dalam penempatan posisi layout. Dalam layouting CSS, kita mengenal Z-Index untuk menempatkan objek dalam posisi yang sama.
  • Menjaga HTML dalam penggunaan tag yang minimal, hal ini berpengaruh terhadap ukuran berkas dan kecepatan pengunduhan.
  • Dapat menampilkan konten utama terlebih dahulu, sementara gambar dapat ditampilkan sesudahnya.
  • Penerjemahan CSS setiap browser berbeda, tata letak akan berubah jika dilihat di berbagai browser
  • CSS adalah layouting "Masa Depan" dengan penggabungan bersama XHTML. 
Source: http://id.wikipedia.org/wiki/Cascading_Style_Sheets

Senin, 13 Mei 2013

Talk about XHTML . . .

Hai hai... udah lama banget ga posting. Postingan terakhirku tuh...*brb, cek blog* Ah... 6 Maret! Dengan kata lain udah 2 bulan :D /plak/. Maaf, cerbungku lama banget ada lanjutannya. Ga ada ide m(_ _)m

Jadi, alasan utama aku posting kali ini adalah untuk menjelaskan tentang XHTML, sekaligus untuk tugas mata kuliah "Pengenalan Web". Jadi bukan karena niat, atau kangen, atau hanya sekedar ngintip blog ._.

Tanpa banyak omong lagi, kita mulai saja.

Seputar XHTML

XHTML merupakan singkatan dari eXtensible HyperText Markup Language. XHTML merupakan bentuk reformulasi dari HTML menggunakan paradigma XML.
XHTML adalah bahasa markup penerus dan pengembangan dari HTML yang memiliki kemampuan yang kurang lebih mirip HTML, tapi dengan aturan sintaks yang lebih ketat. HTML merupakan aplikasi dari SGML (Standard Generalized Markup Language) yang sangat fleksibel, sedangkan XHTML adalah aplikasi dari XML, turunan SGML yang lebih terbatas.
Karena XHTML harus memiliki keteraturan-bentuk (mengikuti sintaks yang tepat), dokumen XHTML dapat diproses otomatis dengan menggunakan standar pemroses XML - tidak seperti HTML yang membutuhkan pemroses yang cukup sulit dan kompleks. XHTML dapat dianggap sebagai perpaduan antara HTML dan XML karena merupakan formulasi ulang HTML dalam bentuk XML. XHTML 1.0 telah menjadi rekomendasi W3C atau World Wide Web Consortium pada tanggal 26 Januari 2000.

Pendahuluan

XHTML adalah sebuah kombinasi dari HTML dan XML (Extensible Markup Language) & merupakan bentuk sempurna (dalam arti, lebih ketat dan bersih dibandingkan HTML).Tujuan XHTML adalah menggantikan HTML. XHTML adalah bentuk HTML yang didefinisikan sebagai aplikasi XML yang berarti XHTML berisi semua elemen dalam HTML 4.01 dikombinasikan dengan sintaks XML.
XHTML adalah bahasa markup sebagaimana HTML, tetapi dengan gaya bahasa lebih baik. XHTML merupakan versi HTML yang memenuhi persyaratan XML dan merupakan sebuah dokumen HTML, dan XHTML menjadi standar internasional dengan spesifikasi yang ditetapkan oleh W3C (World Wide Web Consortium).

Alasan Menggunakan XHTML

Beberapa alasan mengapa menggunakan XHTML:
  • XHTML menyempurnakan kekurangan-kekurangan pada HTML.
  • XHTML dapat dijalankan pada berbagai platform, sehingga memungkinkan situs kita dibuka dengan baik melalui PDA dan ponsel.

Penulisan

XHTML mengharuskan penulisan tag dengan huruf kecil (lowercase) dan selalu menutup menggunakan penutup tag.

Deklarasi Pada XHTML

Deklarasi Doctype pada XHTML hampir sama dengan Doctype pada HTML. W3C mengharuskan agar selalu menggunakan Doctype pada XHTML. Terdapat 3 Jenis Doctype pada XHTML :
  • XHTML - Strict. Digunakan untuk membuat halaman yang layout dan formatnya dikontrol penuh oleh CSS.
Pada deklarasi ini menggunakan tag font dan table.

"http://www.w3c.org/TR/xhtml1/DTD/xhtml1-strict.dtd">
  • XHTML - Transitional. Digunakan untuk membuat halaman yang sebagian besar menggunakan tag-tag HTML.

"http://www.w3c.org/TR/xhtml1/DTD/xhtml1-traditional.dtd">
  • XHTML - Frame. Digunakan jika kita memakai frame pada halaman web.

"http://www.w3c.org/TR/xhtml1/DTD/xhtml1-frameset.dtd">

Elemen dasar pada XHTML

XHTML masih menggunakan elemen pada HTML, meski beberapa penambahan dan penyempurnaan. Berikut beberapa elemen yang digunakan pada XHTML:
Struktur Body, Head, Html, Title
Teks abbr, acronym, address, blockquote, br, cite, code,dfn, div, em, h1, h2, h3, h4,h5, h6, kbd, p, pre, q, samp, spam, strong, var
Hypertext a
List dl, dt, dd, ol, ul, li
Form form, input, label, select, option, textaarea
Tabel caption, table, td, th, tr
Gambar / Image img
Link link


Beberapa aturan pada XHTML

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, XHTML merupakan penyempurnaan dari HTML.
Untuk itu, ada beberapa aturan agar program lebih stabil dan konsisten.
  • Setiap tag harus ditulis dengan huruf kecil.
  • Memberi penutup untuk setiap tag.
  • Membuka dan menutup tag pada sarang yang benar.
  • Atribut tag ditulis dengan huruf kecil dan memakai tanda petik.
     
    Link kampusku klik aja di sini 
     
    Demikianlah postinganku untuk kali ini... do'akan agar aku lebih rajin lagi posting supaya bisa lanjutin cerbungku. Amin...

Rabu, 06 Maret 2013

R.I.P (Relakan Ia Pergi) *Part 10: Siska*



Dengan ini aku mengumumkan kaau aku mulai lagi lanjutin proyek RIP ini. Sori banget buat yang udah lama nunggu *kalau ada* -w-v. Etto... aku berencana buat rute Siska ini ceritanya lebih nyantai (berharap jadi komedi malah), dan yang menyedihkan itu rute Angel. Well, somehow aku pasti bisa lah. Mohon do’anya.... *sujud-sujud*

--------

"Oi, Oi!! Siska! Bangun Siska!! Bi, panggil ambulans sekarang!" Perintah Sandy kepada pembantunya yang wajahnya sudah pucat. "Uh... Kenapa jadi begini?!" Teriak Sandy jengkel lalu menggendong Siska keluar kamar. Nafas Siska masih ada. Jadi sepertinya efek samping dari obat tidurnya tidak begitu parah. Tapi tetap saja, kita sedang membicarakan obat tidur. Salah sedikit, Siska bisa langsung menyusul Romi. Sandy menggeleng menghapus pikiran itu dari kepalanya.

Ambulans pun datang dan membawa Siska. Sandy mengikuti mobilnya dengan motornya dari belakang sambil membonceng Romi yang sudah pucat sebagai hantu, jadi lebih pucat lagi. “Rom, apa lo harus di bonceng gw? Apa salahnya lo langsung nyelinap ke ambulans sana?” Kata Sandy dengan nada frustasi. “Gw ga kuat liat Siska kayak gitu San. Biarlah dengan begini angin bakal ngehapus air mata gw” Romi mendadak puitis lalu memeluk Sandy. “Oi...!!! Dingin setan!!”

Dan mereka tiba di rumah sakit dengan selamat. Well, kalaupun ada apa-apa, mereka juga bakal nyampe di rumah sakit kan? Siska langsung dibawa ke ruang gawat darurat. Suster menyuruh Sandy untuk menunggu di luar sementara mereka mengurus Siska. Jangan tanyakan bagaimana caranya mereka merawat Siska, karena Sandy ga kuliah kedokteran, jadi dia ga tau. Sambil menunggu, Sandy mengobrol dengan Romi untuk mengurangi ketegangan. Seperti biasa, Sandy mengetik di hapenya

“Rom, lo gimana sih? Masa Siska mau bunuh diri gitu ga lo kasih tau?”
“Mana gw tau San? Gw kan lebih sering sama lo. Malaikat maut juga cuma nyediain update info untuk Angel aja”
“Ngapain juga lo ngabisin waktu sama gw? Mending kan sama Siska. Jadi bisa ngobatin rindu lo juga”
“Pengennya sih gitu, tapi... gimana kalau gw datangnya di saat yang ga tepat? Kayak...” wajah Romi memerah
“Dasar hantu mesum” Pikir Sandy
“Gapapa dong. Gw kan cowok sehat” Kata Romi
“Eh? Gw lupa lo bisa baca pikiran! Sialan, tau gini gw kan ga perlu ngetik di hape kayak gini!” Bentak Sandy ke Romi lewat pikiran
“Hahahaha, abisnya seru aja liat lo sibuk banget dengan hape gitu”

* * *

Sandy sudah dibolehkan masuk melihat keadaan Siska. Menurut dokter, Siska beruntung karena hanya koma karena over dosis obat tidur. Kalau dia minum obatnya sedikit lebih banyak, tidak mungkin dia selamat. Dokter tidak tahu kapan Siska akan bangun, jadi dia akan dirawat inap.

Sandy terus menemani Siska yang tertidur nyenyak dengan botol infus dan berbagai peralatan rumah sakit di sekitarnya sambil menunggu orang tua Siska datang. Karena tidak banyak yang bisa dikerjakan, Romi sudah tidur di udara karena bosan. Tergoda dengan nyamannya Romi tidur, Sandy akhirnya menaruh kepalanya di samping tempat tidur lalu menutup mata...

Beberapa jam kemudian

“San, Sandy?” Kata suara yang dikenal Sandy
“Uhh... ada apa Sis? Aku masih ngantuk. Lagian hari ini aku ga ada kuliah” jawab Sandy setengah mengantuk lalu tidur lagi
“Bangun!!!” Teriak Siska.
“Ihh... Siska, kan udah kubilang aku masih ngantuk. Bentar lagi deh. Eh? SISKA?!” Sandy langsung melompat terbangun, tapi Siska masih tertidur di depannya. “Ya ampun, ternyata mimpi” katanya pada dirinya sendiri.
“Ini bukan mimpi” kata suara di sampingnya. Sandy melihat Siska berdiri di sampingnya dengan wajah senang.
“Waaaa!!!!!” Sandy histeris membuat seorang suster masuk.
“A, Ada apa mas?” Tanya si suster dengan wajah panik. Sepertinya dia tidak melihat Siska yang berdiri di depannya, dan hal ini membuat Sandy menarik satu kesimpulan.
“Ah... maaf suster. Aku cuma mimpi buruk tadi”
“Mas, tolong jangan berisik. Pasien lain butuh istirahat” Kata si suster kesal lalu pergi.

Sandy lalu berbalik menghadapi Siska lagi

“Siska, kamu kenapa jadi hantu gini?” Tanyanya
“Gatau. Tiba-tiba aja pas bangun aku udah lepas dari tubuhku gini” katanya
“Umm...” Sandy melihat kalau status jantung Siska masih berjalan. Nafasnya juga normal. Sepertinya koma Siska membuat dia berada dalam keadaan hidup-mati sehingga jiwanya terpisah dari badannya seperti ini.
“Ada apa San berisik gini?” Romi baru bangun
“Eh? Romi?” Kata Siska terkejut
“Siska? Kamu kok? Hah?! Kamu mati?!” Kata Romi panik.

Sandy akhirnya menjelaskan semua dugaannya kalau Siska koma dan berada dalam keadaan hidup-mati sehingga jiwa dan tubuhnya terpisah. Romi terlalu senang bertemu Siska. Sepertinya dia tidak mendengar penjelasan Sandy. Ah sudahlah, pikirnya. Biarin aja dulu mereka senang-senang. Kata Sandy sambil tersenyum melihat pasangan hantu di depannya saling bercerita dengan seru.

(Bersambung)

Yayyy.... gimana? Suka? Sukur deh :D. Enggak? Maaff.... T.T